Selamat Ulang Tahun, Ibu

 


   
        
Anggapan bahwa nama merupakan sebuah doa yang diharapkan akan menyertai pemiliknya. Bagiku, anggapan itu benar adanya, Nur yang berartikan cahaya. Nama yang diberikan 54 tahun lalu oleh Kakung dan Uti untukmu, ternyata semesta dan Allah telah merestui itu. Menjadi cahaya untuk memandu dan menerangi kegelapan disekitarmu. 
            Aku akan menceritakan sepenggal cerita antara diriku dan dirimu. Nur Widiastuti, ia adalah Ibuku beliau kebetulan seorang dosen dengan bidang keilmuan yang sama dengan yang kugeluti. Misi utama ibuku sejauh yang kuketahui adalah : belajar, berbagi, dan berguna. Sejak kecil aku sering mengikuti ibu mengajar dan berbagai kegiatan akademik lainnya bahkan tak jarang ibu melibatkanku pada hal-hal sederhana dalam pekerjaannya. Banyak anggapan bahwa menjadi anak dosen banyak enaknya, ya! tentu saja aku mengamini itu. Walau terkadang juga banyak anggapan terkhususkan untuk anak dosen seperti ketika aku mendapatkan sebuah achievement tertentu "Iyalah, dia bisa seperti itu karena dia anak dosen" atau sebaliknya ketika aku gagal "Masak iya dia gitu aja gabisa, padahal dia anaknya dosen loh". Apapun itu, banyak hal yang aku syukuri. 
            Menjadi putrimu merupakan anugrah terindah yang ada dalam hidupku. Membuatku terus dan harus mensyukuri secara penuh. Secara sadar dan tidak sadar, langsung dan tidak langsung membuatku semakin tersadar bahwa ternyata diriku merupakan penggambaran dari dirimu. Mungkin karena figurmu sebagai perempuan independen adalah contoh utama untukku dan menjadi sitasi utama dalam referensi perjalanan hidupku. 

Selamat Ulang Tahun, Ibu
Berjanjilah untuk terus menememaniku dan menjadi sahabat terbaik 
Serta Mulia hidupmu
Semoga Allah selalu menyertai perlindungan untuk kita. 
Doa terbaik kulangitkan untukmu. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berpriviladge? Dilarang Speak Up.

Tidak Semua Harus digenggam

POEM : Kau ingin apa?