Sandal Jepit Satu Kontainer
Alhamdulillah tahun 2020 telah dilalui dengan berbagai macam ke-hectic-an nya. Tahun yang kurasa paling nano-nano dan memberikan banyak sekali pembelajaran. Apalagi di penghujung tahunnya, adalah saat yang berat bagiku. Namun, aku yakin Allah adalah zat yang maha baik yang tidak akan memberikan ujian diluar batas kemampuan hambanya.
Tulisan ini aku tulis tepat pada tanggal 1 januari 2021. Yap, tepat di tahun baru. Alhamdulillah tahun ini aku masih diberikan kesempatan umur, kesehatan, dan keberkahan nikmat dari Allah. Mungkin dibeberapa tulisanku akan aku ceritakan moment-moment ku bersama Ayah yang semoga kelak bisa aku baca lagi dan kuingat lagi bahkan bisa kuceritakan kepada anak-cucuku bahwa mereka mempunyai kakung-uyut yang sangat hebat seperti Ayah ❤️.
Ada salah satu moment yang paling berkesan bersama ayah selama hidupku. Jadi, ketika aku kecil aku bisa dibilang anak ayah bangetlah. Aku sering menghabiskan waktu bersama dengan ayah. Mulai dari ikut ayah ke proyek, nonton Om Irwan Ardiansyah atau Om Hendriansyah balapan di sirkuit mandala krida, atau sekedar ke pasar malam berdua dengan ayah. Disela-sala kita bersama, ayah sering ngajak ngobrol biasanya sih di perjalanan entah itu di mobil atau di motor dan paling sering ketika masih anter-jemput sekolah dan yang sering kita bicarakan pun beragam, salah satunya aku sering ngomong ke ayah tentang mimpi-mimpi ku.
Mimpi yang mungkin sering diremehkan oleh orang lain yang mendengarnya karena hanya keluar dari mulut seorang anak kecil yang belum tahu kerasnya dunia. Tapi tidak dengan ayah, ayah selalu menanyakan dengan rinci dan detail apa yang aku impikan. Ada suatu kejadian lucu, aku lupa tepatnya kelas berapa, yang kuingat ketika itu lagi viral penangkapan teroris Nurdin M Top di berita. Terus aku bilang ke ayah " Yah, aku pengen jadi densus 88 anti teror." HAHAHA kalau diingat-ingat itu mimpi yang agak hmm serem-tapi lucu juga soalnya yang ngomong anak kecil yang belum genap 10 tahun pula. Mungkin kalau yang mendengar orang lain, aku bakal diketawain sejadi-jadinya kalik ya tapi ayah menjawab " ya kalo mau jadi densus itu, ga boleh penakut apalagi takut sama gledek" WKWK aku emang takut gledek gengs 😅. Nah itu salah satu mimpi yang pernah ku katakan ke ayah dan kaya nya ga mungkin juga aku jadi densus lhawong aku masih takut sama gledek 🙈.
Aku sering gitu berkhayal ke ayah tentang what will i be in the future? Terus biasanya ayah tanya "kalo kamu besok jadi orang sukses terus ayah dikasih apa?" dan kujawab dengan ringan "apa ya yah.. Hmm karena ayah kan suka berkebun jadi aku beliin sandal jepit aja gimana? " jawabku nyleneh wkwkw. Ayah yang tau aku lagi bercanda jawab lagi " Ya Allah masa kamu dulu pas kecil tak mandiin, tak cebokin, tak anter kemana-mana mosok ayah cuma mau dibeliin sandal jepit." jawabnya sambil menyeringai. Tak sampai disitu aku pun menjawab lagi "lha kalo sandal jepitnya se kontainer kan lumayan yah. " HAHAHA dan biasanya kita terus ketawa bareng 🤣.
Jika aku menceritakan mimpi atau rencana ku kedepan ayah biasanya akan tanya kurang lebih 5W+1H. Pernah suatu ketika ayah bertanya, pertanyaan yang mengejutkan (menurutku), pertanyaan yang bahkan belum pernah terpikirkan jawabannya. Waktu itu ayah tanya "Emang kamu mau suami yang kayak gimana?". Rasanya mak deg dikasih pertanyaan seperti itu. Emang sih sederhana pertanyaanya, tapi aku ketika itu belum punya jawaban itu menjawab dan dengan kebingungan aku jawab "entah Yah, aku belum kepikiran."
Aku tidak tahu apakah ini wajar atau tidak, belum terpikirkannya tentang jodoh di usia belasan ketika ayah tanya tentang itu. Karena ketika itu aku merasa hal tersebut masih terlalu jauh untuk hanya sekedar dipikirkan.
Mungkin, itu pemikiranku dahulu. Sekarang, aku tahu jawaban nya Yah. Aku ingin yang seperti mu ,Yah. Aku rasa tidak perlu ku jelaskan seperti apa detailnya disini 😁.
Dari setiap mimpi, harapan, dan rencana yang aku ceritakan ke Ayah. Ayah selalu menyisipkan kata-kata "akan menjadi apakah kamu nanti, tetaplah menjadi dirimu sendiri."
Terimakasih kepada teman-teman yang sudah membaca, minta tolong kirimkan Al-Fatihah untuk Ayahku Joko Sugiyanto ya teman-teman terimakasih banyak 😊.
Aaaak aku terharuuu:")
BalasHapusAaaa ninaaa
BalasHapus