Nikmat Mana Lagi yang Engkau Dustakan?
Hari itu aku dan salah seorang teman baikku Jihan ,sudah berjanji untuk bertemu. Rasanya sudah sangat lama tak bertemu dengannya hampir 3 bulan lamanya. Aku dan dia berencana untuk membuat baju tie-dye yang sekarang sedang digandrungi oleh kawula muda. Sebenarnya karena kita berdua merasa gabut aja sih dan mencari kegiatan supaya sedikit produktif. Jihan bilang akan datang kerumahku setelah dia menyelesaikan tugas negara dari ibunya katanya Ia akan pergi ke bank setelah itu baru menuju rumahku.
Sembari menunggu nya aku menghabiskan waktuku untuk menonton beberapa video youtube sambil rebahan hingga setengah jam berlalu dia tak kunjung datang aku pun mengantuk dan kuputuskan untuk memejamkan mataku walau tak berniat untuk tidur. Baru 10 menit ku memejamkan mata suara mesin sepeda motor pun terdengar dan semakin keras, pertanda dia datang. Aku mengerjapkan mataku dan memastikan bahwa Jihan yang datang, kudengar dia sedang berdiskusi dengan ayahku tentang dimana Ia akan parkir motor, kudengarkan suaranya perlahan hingga kupastikan bahwa itu memang dia. Aku keluar rumah untuk menyambutnya, dan seperti biasa hampir setiap awal pertemuan pasti kita awali dengan tertawa! padahal kita belum memulai sepatah kata pun yah memang beginilah kami (: by the way Aku dan Jihan sudah berteman sejak kelas 1 SD dan kitapun satu almameter mulai dari SD-kuliah tahun ini tepat pada bulan juli aku lupa tanggal pastinya sudah 13 tahun kami bersama dan dia pun sudah kuanggap sebagai saudaraku sendiri.
Jihan pun kupinta untuk masuk kedalam rumah sembari aku bersiap karena kami akan pergi membeli bahan-bahan untuk membuat kaos tie-dye. Setelah aku selesai bersiap kami pun berangkat menggunakan motor dan baru kusadari ternyata bensin di motor tinggal sedikit sehingga aku memutuskan untuk mengisi nya dahulu di pom bensin. Kami mengantri seperti biasa, namun antrian terlihat cukup lengang sehingga tak butuh waktu lama untuk kita selesai mengisi bensin. Setelah urusan transaksi selesai kami pun berniat untuk keluar dari pom bensin, namun tiba-tiba Jihan menepuk pundakku mengisyaratkan aku untuk berhenti, aku pun berhenti dan mengira bahwa ada sesuatu yang tertinggal atau terjatuh. Ternyata dugaanku salah, Jihan memintaku untuk berhenti karena dia melihat ada seorang bapak tuna netra yang kesulitan untuk mengambil payungnya yang terjatuh dan tersangkut di selokan dan Jihan pun turun dari motor untuk membantu bapak itu. Aku hanya melihat dari kejauhan sambil tetap menjaga keseimbangan motor karena kebetulan ditempatku berhenti jalannya sedikit curam. Mungkin ini memang terlihat sepele namun kejadian kecil ini cukup memberikan tamparan padaku tentang maha baik nya Allah terhadap hambanya. Ini merupakan peristiwa pertama pada hari itu yang menyadarkan ku betapa beruntungnya aku. Setelah payung berhasil terambil dan bapak itu mengucapkan terimakasih pada Jihan dengan wajah yan terlihat begitu tulus dan sumringah.
Kami pun melanjutkan perjalanan ke toko tempat menjual kaos. Hingga tiba pada suatu toko yang terlihat begitu rapih dan bersih dan kami memutuskan untuk berhenti. Jihan kusuruh untuk bertanya pada penjualnya apakah mereka menyediakan kaos putih polos yang kami cari, dia pun turun dan menanyakan pada penjualnya. Aku melihat percakapan antara Jihan dengan penjaga toko tersebut terlihat unik karena jihan malah menuliskan pada selembar kertas. Setelah kuamati ternyata penjaga toko tersebut tuna wicara. Aku pun memutuskan untuk mencari tempat parkir dan memarkirkan sepeda motor untuk selanjutnya menyusul Jihan yang terlihat sedang berdiskusi dengan bantuan isyarat tangan. Penjaga toko itu terlihat begitu semangat dan sangat ramah kepada kami, Ia benar--benar menjiwai pekerjaannya dan melakukannya sepenuh hati. Penjaga toko itu adalah orang kedua pada hari yang sama yang menunjukkan aku betapa baik nya Allah dan betapa beruntungnya aku dengan segala karunia yang Allah berikan.
Hari itu aku sadar, bahwa aku terkadang menjadi manusia yang sangat kufur dan tak bersyukur dengan pemberianNya. Kedua orang tersebut memberikan tamparan keras padaku untuk melihat dan bercermin bahwa aku lebih beruntung dari mereka tapi kenapa aku masih saja "ngelunjak" pada Allah. Aku diberikan kedua mata yang sehat sehingga aku dapat melihat indahnya dunia, melihat warna-warni dunia dengan kedua mataku. Aku diberikan pita suara dan kemampuan untuk mendengar yang normal sehingga aku dapat berbicara dan mendengar riuhnya dunia. Tapi terkadang aku tak benar-benar memanfaatkannya dengan baik, aku masih sering mengeluhkan sesuatu yang seharusnya tak perlu untuk dikeluhkan.
Aku berterimakasih pada Allah karena telah mempertemukan aku pada kedua orang hebat tersebut yang tetap semangat dalam menjalankan hidup ditengah keterbatasan mereka. Aku juga berterimakasih pada Jihan yang telah memperlihatkan pada ku tentang sesuatu yang pada awalnya kuanggap remeh ternyata berdampak sangat besar pada mereka yang tak seberuntung aku. Hari itu, aku mendapatkan 2 pelajaran sekaligus tentang maha baik nya Allah padaku telah memberikan aku kesempatan untuk mempunyai panca indra yang lengkap.
Maka nikmat mana lagi yang engkau dustakan?
Komentar
Posting Komentar