Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2022

POEM : Aku yang Harus Pergi

Gambar
  Diri ini pernah patah.  Merasa ingin musnah.  Sebelumnya memang tak pernah.  Tapi perasaannya semakin gundah.  Merelakan seseorang pergi.  Dengan masih ada rasa di hati.  Sakit, kau tak akan mengerti.  Berat, karena dia tak lagi disini.  Ber-dialog tiada arti.  Telepati pun tak sanggup lagi.  Mereka pikir aku baik-baik saja.  Padahal, aku remuk redam tak berdaya.  Dia pikir aku yang menyakitinya.  Padahal, sakitku ini sudah kupendam lamanya.  Perasaan wanita siapa yang bisa membaca?  Mungkin, kau hanya melihat tangisnya.  Tak pernah kau rasakan hancurnya.  Logikamu melaju secepat kilat.  Tapi hatimu tak pernah kau gunakan walau sesaat.  Terimakasih sudah mengajari.  Bahwa berkorban memang harus memiliki arti.  Karena saling mengerti tak cukup lagi.  Hingga akhirnya memang aku yang harus pergi.  Jogja dini hari, 10 Juni 2020  Ainina Sugiyanto

Selamat Ulang Tahun, Ainina!

Gambar
  11 Januari 2001  Pukul 13.40  Telah lahir seorang bayi perempuan. Ia lahir tanpa tangisan yang membuat orang di sekelilingnya gempar. Kelahirannya yang tanpa tangisan menjadi awal pertanda bahwa dia akan menjadi perempuan yang kuat dan tangguh. Malam dihari yang sama ternyata bulan sedang indah, cantiknya  purnama seperti turut berbahagia menyambut kehadirannya. Dibesarkan oleh kasih sayang dari sekelilingnya. Lewat binar matanya dia mengenali dunia. Hari demi hari dirinya mulai terbentuk. Kakinya terus melangkah dan langkahnya akan semakin panjang. Tubuhnya kuat, badai dan angin mampu ia terjang. Kehadiran dan kehilangan lewat begitu saja di hadapannya. Ia terus melangkah dan berusaha menguatkan sekitarnya padahal tidak jarang dia sendiri sedang rapuh. Bayi perempuan yang lahir 21 tahun lalu telah menjelma menjadi perempuan yang mandiri. Ia masih terus mencari dan melangkah. Selamat Ulang Tahun, Terus berjuang wahai puan walau terkadang semesta tidak baik-baik saj...